Reclaimed Teak, Kayu Jati Bekas yang Bernilai Estetik
Reclaimed teak atau kayu jati bekas ternyata bisa mempunyai nilai jual tinggi begitu diolah dengan tepat. Kini tidak sedikit industri furnitur yang melirik material tersebut sebagai bahan baku utama.
Lantas, bagaimana pengolahan kayu jati bekas hingga menjadi furnitur yang fungsional sekaligus bernilai estetik? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Mengenal Reclaimed Teak
Reclaimed teak berasal dari bahan baku produksi berupa kayu jati yang merupakan hasil cacahan komponen bangunan maupun mebel serta produk berbahan kayu jati lainnya. Karena berupa bahan sisa dan bekas pakai, reclaimed teak cenderung mempunyai tingkat kekeringan lebih bagus ketimbang kayu jati yang baru saja diolah dari bentuk aslinya.
Asal tahu saja, tingkat kekeringan kayu jati jadi faktor penting dalam menentukan kualitas produk yang terbuat dari material kayu jati. Hal ini berkaitan dengan ketahanan produk kayu jati tersebut.
Cara Mengolah Reclaimed Teak
Adalah Permata Furni, sebuah industri yang fokus pada pengolahan reclaimed teak. Permata Furni menjadikan kayu jati bekas sebagai komoditi bahan baku mereka dalam membuat produk-produknya.
Produsen furnitur ini kebanyakan memproduksi meja berukuran besar. Dalam memasarkan produknya, Permata Furni tentu hanya menyediakan meja-meja terbaik dari segi materialnya. Apalagi, produk mereka ditargetkan untuk mengisi pasar ekspor ke berbagai negara di dunia.
Kali ini, kamu bisa mempelajari bagaimana tahapan pengolahan kayu jati bekas menjadi sebuah produk furnitur estetik sekaligus fungsional. Berikut beberapa langkah yang dibutuhkan dalam mengolah reclaimed teak.
Tahap sorting atau pemilahan
Namanya saja kayu jati bekas, tentu harus ada proses sorting atau pemilahan untuk menilai mana saja kayu yang masih bisa dipakai. Ini termasuk memeriksa apakah ada potongan objek berbahan metal, seperti baut, sekrup, dan paku.
Biasanya, metal detector digunakan untuk mendeteksi keberadaan maupun kandungan metal dalam bahan kayu. Objek metal itu harus dilepaskan atau dikeluarkan dari kayu karena nantinya material ini akan diolah dengan mesin pengolah kayu. Jika ada objek metal tersisa, dapat berisiko merusak mesin karena tersangkut.
Tahap menyamakan ukuran
Kayu jati bekas tidak memiliki ukuran seragam apalagi teratur. Setelah dipilah, ukuran kayu harus diseragamkan dan dikategorikan menjadi beberapa ukuran.
Pengelompokkan kayu sesuai ukuran akan mempermudah proses laminasi kayu. Perlu diingat, proses laminasi kayu biasanya menyesuaikan dengan permintaan ketebalan papan dan kebutuhan lain.
Tahap laminasi kayu
Alat press hidrolik berperan penting dalam proses laminasi kayu. Potongan kayu yang telah dihaluskan, diberi lem, lalu diposisikan pada papan kerja dengan mesin press. Kemudian, alat press akan menekan secara vertikal.
Setelah di-press, biarkan kayu dalam posisi demikian selama beberapa jam sehingga mampu memperoleh kualitas optimal. Hasilnya, akan diperoleh papan dengan ketebalan sesuai keinginan dan siap diolah menuju tahap penyesuaian desain.
Peran Penting Desainer
Seorang desainer memainkan peranan penting dalam melahirkan produk furnitur yang berkualitas. Apalagi, peluang permintaan produk dengan material reclaimed teak terbilang tinggi, baik dari segi materialitas itu sendiri maupun value craftsmanship.
Plus, Indonesia juga terkenal mempunyai keragaman karakteristik dalam menciptakan kerajinan khas dan autentik. Tentu ini jadi modal berharga bagi reclaimed teak dalam mempersiapkan penetrasi pasar.
Value berikutnya yang bisa ditegaskan selain materialitas dan craftsmanship adalah nilai ramah lingkungan. Ya, gaya hidup ramah lingkungan makin populer beberapa tahun belakangan. Penyematan isu lingkungan dalam presentasi suatu produk bakal menggugah minat konsumen, terutama mereka yang peduli lingkungan.
Peluang potensial dan positioning tersebut menunggu kreativitas desainer untuk menggarapnya secara serius. Desainer produk berperan penting dalam mengolah bahan baku kayu jati bekas ini, khususnya memperkenalkan kekayaan tradisi Indonesia sebagai negara terdepan pada sektor produk kerajinan.
Bayu R.W. Edward, S.Ds., M.Ds., dosen Interior Design BINUS UNIVERSITY berkesempatan merancang beberapa produk dari reclaimed teak Permata Furni menjadi beberapa furnitur bernilai estetik tinggi. Ia berhasil mengeksplorasi dan bereksperimen semua kemungkinan teknis hingga visual untuk mengeluarkan potensi kayu jati bekas ini.
Ia pun melahirkan tiga desain yang memikat, yaitu Galactus Farmhouse Table, serta Kabinet Foyer dan Side Table dengan konsep metal stripe connector (MSC). Sama sekali tidak terlihat bahwa produk ini memakai kayu jati bekas!
Keberanian mengeksplorasi dan bereksperimen jadi kunci untuk memaksimalkan potensi material reclaimed teak. Tertarik mempelajari desain produk atau interior lebih mendalam?
Kamu datang ke tempat yang tepat: program studi Interior Design BINUS @Bandung. Daftarkan dirimu sekarang dan jadilah bagian dari komunitas Fostering and Empowering bersama BINUS UNIVERSITY!