Menuju Smart Village, Apa Saja yang Dibutuhkan?
Smart village alias desa cerdas merupakan inisiasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (KDPDTT). Program ini adalah kerangka kerja membangun tanggung jawab, peran, serta akuntabilitas otoritas pengambil keputusan agar lebih efisien dan efektif, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
Program desa cerdas bukan sekadar digitalisasi, tetapi juga berkaitan dengan infrastruktur, mobilitas warga, lingkungan, tata kelola Pemdes, kualitas hidup warga, ekonomi warga, serta inovasi dan keterampilan warga. Apa saja sebenarnya yang dibutuhkan untuk mewujudkan desa cerdas ke seluruh pelosok Negeri?
Apa Itu Smart Village ?
Smart village adalah program yang dilandasi oleh peningkatan tren penggunaan telekomunikasi (TIK) dan teknologi informasi. Program ini mengadopsi konsep smart city atau kota cerdas dan dibangun di atas desa yang mandiri, dengan aset dan kekuatan masyarakat pedesaan terkait.
Jadi, warga desa akan diberi bimbingan untuk bisa mengembangkan berbagai potensi dan peluang baru menggunakan pemanfaatan TIK, inovasi, teknologi digital, serta pemanfaatan ilmu yang jauh lebih baik.
Kemajuan teknologi nantinya akan dimanfaatkan untuk pengembangan layanan publik serta pembangunan kawasan, mulai transportasi, infrastruktur, teknologi komunikasi, irigasi, zonasi, drainase, hingga energi.
Desa cerdas juga bertujuan untuk mewujudkan kebutuhan demokratisasi di wilayah desa. Peran aktif warga dalam membangun desa akan meminimalkan kecenderungan terjadinya kekuasaan yang terpusat. Selain itu, sebagai stakeholder, warga bisa berperan secara maksimal untuk berpartisipasi dalam setiap proses yang terjadi dalam tata pemerintahan.
4 Aspek Utama yang Wajib Dipenuhi
Sebagai tahap awal membangun desa yang cerdas, ada beberapa aspek utama yang wajib dipenuhi dan dioptimalkan, antara lain:
- Pemanfaatan energi: misalnya, desa yang cerdas bisa menghasilkan energi listrik secara mandiri melalui pemanfaatan sumber daya lokal.
- Pengelolaan lingkungan: misalnya, sumber daya di desa cerdas mampu secara efisien menyediakan solusi teknologi pengelolaan dan pengolahan sumber mata air lokal menjadi air minum.
- Pemanfaatan teknologi di sektor pertanian: sebagai contoh, desa cerdas bisa menerapkan teknologi yang tepat guna untuk meningkatkan hasil panen dan menyediakan sistem pengairan sawah.
- Optimalisasi pelayanan publik: contohnya, desa yang cerdas mampu menyediakan sistem pelayanan dan sistem informasi yang baik dan mudah demi memenuhi setiap kebutuhan warga.
6 Pilar Membangun Smart Village
Program desa cerdas sejatinya merupakan langkah penting dalam mewujudkan akselerasi pembangunan desa melalui peningkatan kesejahteraan, kecerdasan, serta keharmonian warga lokal. Namun, tentunya harus disesuaikan dengan potensi dan keunikan desa masing-masing.
Secara umum, membangun desa yang cerdas dan berbasis teknologi ini membutuhkan enam pilar. Apa saja?
-
- Smart people (warga cerdas)
- Smart government (pemerintahan cerdas)
- Smart economic (ekonomi cerdas)
- Smart mobility (mobilitas cerdas)
- Smart environment (lingkungan cerdas)
- Smart living (pola hidup cerdas)
5 Kegiatan Utama Konsep Desa Cerdas
Smart village adalah salah satu upaya membangun Indonesia yang lebih mandiri. Pemerintah pun telah mencanangkan lima kegiatan utama yang mesti diwujudkan sesuai target, antara lain:
1. Duta Digital
Duta digital merupakan pendamping teknis yang bertugas mendampingi serta mengawasi semua kader digital desa yang telah ditunjuk oleh Pemdes. Dengan periode kerja 2 tahun dan mencakup sekitar 5 desa, peran utamanya adalah mendorong literasi digital, mengembangkan ruang digital, serta memfasilitasi warga desa dalam berinovasi sesuai potensi desa.
2. Jejaring Desa Cerdas
Kegiatan ini berkomitmen penuh pada pendekatan pemerintah secara nasional, bekerja sama dengan para pihak terkait. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan teknologi secara maksimal menuju transformasi desa.
3. Peningkatan Kapasitas
Tujuannya adalah menciptakan Duta Digital profesional yang andal dalam menyiapkan masyarakat desa mampu secara cerdas, kreatif, inovatif, dan adaptif teknologi membangun potensi desa.
4. Ruang Komunitas Digital
Pengembangannya penting untuk menciptakan ruang lingkup pembelajaran yang inovatif dan efisien. Jadi, ruang komunitas digital ini disediakan untuk warga belajar, melakukan diskusi, berinovasi, dan berkolaborasi menggunakan model operasional berkelanjutan.
5. Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi akan dilakukan untuk mewujudkan Desa Mandiri melalui enam pilar desa cerdas di atas.
Sebagai informasi tambahan, program smart village dimulai sejak 2020 dan ditargetkan akan selesai pada 2024 dengan jumlah target 3.000 desa cerdas. Meski fokus pada digitalisasi dan mengandalkan internet of things (IoT), program ini tetap harus dikembangkan selaras budaya dan tradisi desa.
Berbicara tentang IoT, sudah saatnya generasi muda disiapkan menjadi Sumber Daya Manusia yang siap masuk ke pasar global. Melalui program studi Sistem Informasi @Semarang BINUS UNIVERSITY, mahasiswa akan dibekali tiga kompentensi utama, yakni ilmu bisnis, teknologi, serta manajemen. Lulusannya akan memiliki kemampuan di bidang sistem informasi yang tidak kalah dengan kualitas lulusan perguruan tinggi terkemuka dunia. Ayo kuliah di Information Systems BINUS @Semarang!