Wujudkan Kreativitas Mahasiswa, BINUS Hadirkan BINUS Film Screening di XXI Mall Alam Sutera
Industri perfilman merupakan industri kreatif yang perlu untuk terus dikembangkan di Indonesia. Munculnya Film baru dalam berbagai genre dapat meningkatkan pertumbuhan industri perfilman di Indonesia. Sehingga industri perfilman membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, berkualitas, dan kreatif.
Dalam rangka mengapresiasi kerja keras mahasiswa, jurusan perfilman BINUS UNIVERSITY mengadakan kegiatan BINUS Short Films screening di XXI Mall Alam Sutera. Kegiatan tersebut menayangkan 10 film pendek karya terbaik yang memiliki kreativitas dengan keunikan dan karakteristik tersendiri. Dihadiri oleh para BINUSIAN dan Non-BINUSIAN dengan batas usia 13-17 tahun, BINUS berupaya dalam meningkatkan ide kreativitas setiap orang yang hadir pada acara ini.
Pada 10 short film pendek tersebut setiap film memiliki pesan yang ingin disampaikan kepada seluruh penonton. Pada sesi pertama acara menampilkan Film Aiko (2022) yang menceritakan seorang anak perempuan yang keluar dari posisi pekerjaan untuk mengejar karir yang sesuai dengan hobi yang dimiliki, walau mendapat pertentangan dari ibunya.
Film The Art of Death (2023) menampilkan mengenai kehidupan yang tidak bisa lepas dari kematian. Sehingga film ini mempertanyakan bagaimana pemikiran tiap individu tentang kematian berubah dan bagaimana dapat tercermin dalam seni.
Berikutnya film Ngiseni (2022) yang berhasil mendapatkan penghargaan kategori best director, oleh Widyastanto Bagus Prasojo. menampilkan seorang pria tua yang gigih untuk terus membatik walau ia telah mengidap suatu penyakit. Dalam film ini memiliki pesan yang kuat yaitu ”Selama masih hidup, masih bisa, kenapa harus berhenti” yang membuat kita semangat untuk terus maju selama masih ada nafas. Film ini juga membuat kagum penonton dengan kebaktian seorang anak kepada ayahnya.
Pada sesi kedua acara juga menampilkan 3 film, yaitu film Jia (2023) yang menampilkan konflik keluarga karena kurangnya keuangan dan perbedaan pemikiran dari dua bersaudara. tidak hanya itu, kuatnya kasih sayang seorang ibu juga tersorot dalam film ini.
Film Budak Bidak (2021) menampilkan kehidupan keluarga yang cukup kacau hingga melihatkan seorang anak kecil. Dan film Analisis Funeral Parade of Roses (2020) menampilkan japanese new wave yang kurang terekspos walau memiliki pengaruh besar bagi perkembangan film dunia.
Pada sesi ketiga acara menampilkan 4 film yaitu Mawar Tak Berwarna (2022) yang menceritakan mengenai pandangan seorang pria yang menderita buta warna untuk kekasihnya, selanjutnya film Memar (2023) yang menampilkan genre horor dan tragedi.
Film On Top of the ice (2022) yang mendapatkan penghargaan kategori Best editor oleh Jody antonio khomaro sebagai editor. Menampilkan kisah nyata seorang pemain ice skating yang kembali bermain setelah melewati berbagai kesulitan.
Terakhir Film Senayan 2 AM (2022) yang berhasil mendapatkan 3 penghargaan dalam kategori Best Cinema Photographer, Best Film, dan Audience Choice yang menceritakan putusnya pasangan kekasih karena sebelah pihak tidak percaya terhadap dirinya sendiri, namun mereka bersama kembali setelah berusaha untuk saling memahami.
Jurusan Perfilman di Indonesia termasuk salah satu program yang diminati dalam bidang kreatif di era digital saat ini. Sehingga Program Studi Film BINUS UNIVERSITY menggabungkan penggunaan teknologi terbaru dengan pengetahuan serta etika dalam standar tinggi agar lulusan dapat bersaing secara global khususnya di Asia Tenggara.
Wujudkan Kreativitas Mahasiswa, BINUS Hadirkan BINUS Film Screening di XXI Mall Alam Sutera