Desain Cetak di Era Digital, Apakah Masih Relevan?
Sejak kehidupan manusia modern berubah menjadi serba digital, orang-orang mulai mempertanyakan relevansi desain cetak (print design). Padahal, sebagai salah satu jenis desain grafis, desain cetak tidak terbatas pada majalah, buku, atau surat kabar.
Justru desain cetak ada di mana-mana. Ke mana pun kamu pergi, desain cetak ada di situ. Tas belanja, menu restoran, kemasan produk, hingga billboard. Itu baru beberapa contoh yang masuk dalam kelompok desain cetak.
Lalu, seberapa relevan kehadiran desain cetak dalam era digital? Mari simak ulasan berikut.
Desain Cetak Masih Bertahan
Adalah fakta bahwa digitalisasi telah membuat usaha penerbitan gulung tikar di banyak negara. Tidak sedikit surat kabar harian dan majalah yang berhenti terbit karena jumlah pembaca terus berkurang. Para pembaca beralih ke konten online yang lebih mudah diakses kapan saja dan di mana saja melalui smartphone.
Proses digitalisasi massal yang radikal ini juga berdampak pada kanal pemasaran lewat iklan. Jaringan iklan media sosial mampu menargetkan pasar lebih spesifik. Anggaran marketing pun perlahan beralih ke platform digital. Meski begitu, masih ada celah yang bisa diisi desain cetak.
Ya, kemunculan iklan pop up saat membaca berita di portal web dianggap mengganggu. Bahkan, tak sedikit pengguna internet yang memilih meninggalkan halaman atau menutup browser karena iklan pop up. Jika ingin bebas iklan saat browsing atau buka aplikasi, kadang pengguna harus menebusnya dengan berlangganan yang pasti berbayar.
Di sisi lain, inovasi teknik pencetakan, tipografi, dan teknologi desain mampu mendorong kreativitas desain cetak. Sesuatu yang hadir secara fisik, nyata, dan analog dianggap memiliki nilai kreativitas, keunikan, serta keterikatan emosional dengan penikmatnya.
Sebuah studi menarik dilakukan oleh US Postal Service dan Center for Neural Decision Making Temple University pada 2015. Studi tersebut bertujuan memeriksa bagaimana manusia merespons media digital dan media cetak yang mempengaruhi keputusan pembelian.
Hasil studi menunjukkan iklan cetak ternyata memberi respons emosional lebih kuat pada para partisipan. Mereka mengingat lebih baik tentang informasi iklan cetak daripada digital. Mereka pun menghabiskan waktu lebih banyak dengan iklan cetak.
Interaksi fisik dengan desain cetak (majalah, surat kabar, brosur, katalog) mampu mengembangkan keinginan bawah sadar pada suatu produk atau layanan yang diiklankan. Dengan kata lain, secara neurologis iklan cetak masih efektif untuk menarik perhatian sekaligus mempertahankannya dalam ingatan audiens.
Alasan Desain Cetak Masih Relevan
Jadi, mengapa desain cetak masih relevan di tengah masifnya digitalisasi media masa kini? Ada beberapa alasan untuk menjawab pertanyaan tersebut, antara lain:
-
Konten web tidak bertahan lama
Ribuan artikel dan iklan muncul setiap hari di internet. Konten web yang membludak membuat pasar terasa jenuh dan membebani audiens. Terlebih lagi, informasi itu tidak bertahan lama, hilang dalam hitungan menit karena tergantikan informasi baru.
-
Kredibilitas
Desain cetak dapat dipercaya dan diandalkan. Kredibilitas ini penting khususnya dalam bidang akademik dan hukum.
-
Tangibility
Kehadiran fisik suatu desain cetak menciptakan hubungan unik antara pengguna dan isinya. Perasaan positif terbentuk saat membalik halaman, memegang berat kertas, atau menghirup baunya sehingga membuat pengalaman membaca meningkat dan mendalam.
-
Daya tarik visual
Teknik pencetakan berkualitas tinggi menyajikan konten yang menawan secara visual. Tekstur menonjol, warna cerah, dan elemen desain mencolok membuat desain cetak ideal sebagai bentuk ekspresi artistik maupun kampanye promosi.
-
Minim gangguan
Desain cetak membuat kamu fokus pada apa yang ada di hadapan. Tidak ada notifikasi, hyperlink, atau iklan pop up yang mengganggu.
-
Personalisasi
Desain cetak membuka peluang bagi penggunanya untuk menambah sentuhan pribadi. Kartu ucapan, buku, karya seni, ilustrasi, hingga kemasan yang dipersonalisasi menyajikan nilai sentimental pada individu.
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bagaimana desain cetak masih memiliki dampak jangka panjang dan keunggulan di tengah digitalisasi. Desain cetak hadir sebagai media abadi yang menjanjikan kredibilitas, personalisasi, dan daya tarik yang mampu mengalihkan manusia dari kebisingan digital.
Artinya, tidak ada alasan untuk mengesampingkan apalagi meniadakan desain cetak dalam keseharian manusia. Bahkan, kamu bisa mempelajarinya secara khusus untuk persiapan karier di masa depan.
Mudah saja, cukup bergabung dengan program studi Desain Komunikasi Visual BINUS UNIVERSITY @Kemanggisan sebagai langkah awal. Jadi, jangan ragu lagi, wujudkan cita-citamu bersama BINUS UNIVERSITY sekarang juga!